JANGAN DITIRU
Kini, bukan lagi murid yang takut, tapi gurunya justru yang takut murid - muridnya tidak lulus ujian nasional (unas). Karena itu, sekolah menempuh segala cara agar semua muridnya bisa lulus. Salah satunya dengan menyiapkan "tim siluman". Kabar tak sedap ini menyeruak di Bangkalan menjelang unas SMA/SMK/MA. Unas digelar mulai hari ini
"Tim siluman itu" berisikan guru - guru berbagai mata pelajaran. Mereka mengerjakan soal unas secara sembunyi - sembunyi, lalu hasilnya disebar. Cara ini dilakukan untuk memenuhi target sekolah mengantarkan siswanya lulus 100 persen.
Indikasi adanya "tim siluman" ini juga didengar anggota Komisi D DPRD Bangkalan yang menjadi mitra koordinasi dinas pendidikan (disdik). Sekretaris Komisi D Syaifullah mengatakan, kabar setiap sekolah membentuk "tim siluman" memang berembus kencang. "Memang, kami dapat informasi seperti itu. Sebab, katanya, kalau tidak dibantu, tidak bisa dibayangkan berapa murid di Bangkalan yang tidak lulus," ujarnya kemarin (21/3).
Dia mengingatkan, cara pihak sekolah membentuk "tim siluman" tidak dibenarkan. Dikatakan, unas merupakan upaya mengukur kemampuan setiap siswa. Bukan hanya mengejar target lulus 100 persen dengan cara yang salah demi menyelamatkan nama baik sekolah.
Indikasi akan adanya guru yang disiapkan mengerjakan soal unas mendekati kebenaran. Bu Um (inisial), guru salah satu MA (madrasah aliyah) di Bangkalan mengakui adanya "tim siluman" itu. Dia mengaku pernah dilatih khusus untuk menjawab sekian persen soal unas agar muridnya lulus mata pelajaran tertentu.
"Tahun lalu sebenarnya sudah seperti itu. Jadi, sisa soal yang dipegang guru dikerjakan dengan cepat untuk diberitahukan pada peserta (unas)," ujarnya.
Seorang guru sekolah negeri di juga tidak menampik adanya kecurangan saat pelaksanaan unas. Beragam cara dikemas masing - masing sekolah agar muridnya mendapatkan nilai di atas batas kelulusan. "Mereka kan hanya ingin semua muridnya lulus tanpa terkecuali," ujar Pak WA (inisial).
Tapi, sejumlah sekolah lain menegaskan, kabar sekolah menyiapkan gurunya untuk mengerjakan soal unas itu tidak benar. Kepala SMAN 1 Bangkalan Abdul Muiz Lazim mengatakan, unas adalah proses evaluasi belajar bukan, evaluasi mengajar. "Kalau evaluasi belajar, maka memang harus murid mengerjakan soal sendiri. Kalau tujuannya mengevaluasi cara mengajar, mungkin benar gurunya yang kerja," katanya.
Menurut dia, SMAN 1 yang merupakan sekolah favorit tidak akan mencederai unas dengan kecurangan. Sekolah, katanya, sudah memacu siswa untuk persiapan dengan menyiapkan materi, fisik, dan mental. "Kami hanya membantu mereka hingga persiapan. Saat hari - H semua ada di tangan murid," tegasnya
Senin, 22 Maret 2010
Posted by SDN Talangagung 01
13.06, under |