Kehidupan manusia di dunia ini tidak lepas dari ujian dan cobaan, baik berupa kesenangan (nikmat) maupun kesusahan (musibah). Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 155 : ”Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan..”. ”Kami sungguh-sungguh akan diuji terhadap harta dan dirimu.” (QS Ali Imran : 168).
Dua ayat tersebut semakin memperkuat keyakinan kita bahwa kesenangan dan kesusahan memang merupakan ujian bagi manusia. Yang terpenting bagi kita adalah bagaimana menyikapi semua ujian itu. Apakah dengan kemarahan jika mendapat musibah? Atau dengan lupa diri jika mendapat kesenangan?
Bagi seorang mukmin tentulah tidak akan memilih kedua sikap tersebut, karena tidak akan menyelesaikan masalah yang sedang terjadi. Bahkan akan mendatangkan murka Allah swt jika kemarahan yang kita munculkan. Rasulullah SAW bersabda, ” Allah sangat mencinai suatu kaum masyarakat yang tengah diberi cobaan. Maka barangsiapa menerimanya dengan senang hati berarti mendapat ridha dari Allah. Dan barangsiapa marah berarti menerima kemarahan Allah. ” (HR Turmudzi)
Islam sebagai agama yang lurus, telah memberikan tuntunan kepada para penganutnya bagaimana menyikapi sebuah ujian. Sabar adalah salah satu solusi yang diajarkan Islam dalam menyikapi menghadapi musibah. ”Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat... Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa oleh musibah, mereka mengucapkan ’Innalilllahi wa inna ialihi raajiun’. (QS Al Baqarah : 153, 155, 156).
Mensyukuri semua nikmat yang diberikan Allah adalah suatu sikap yang diajarkan oleh Islam kepada para penganutnya. Tanpa melihat besar ataupun kecil nikmat yang kita terima. Allah SWT berjanji kepada orang-orang yang pandai bersyukkur, sebagaimana yang tersebut di dalam surat Ibrahim : 7. ”Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambha (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangatlah pedih”.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bahkan memuji orang mukmin yang pandai bersyukur dan bersabar dalam menghadapi setiap kejadian. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda : ’Hebat sekali kepribadian orang mukmin itu, karena setiap kejadian yang menimpa dirinya dianggap baik. Hal ini tidak mungkin ada pada pribadi selain mukmin. Kalau ia memperoleh kenikmatan bersyukur yang dengan syukurnya memperoleh sesuatu yang lebih baik. Kalau ia menderita kesusahan bersabar, yang dengan sabarnya itu menjadi penghibur (lebih baik baginya).”
Dengan tuntunan yang diajarkan Islam, setiap mukmin pastinya tidak akan merasa khawatir terhadap ujian dan cobaan yang datang kepadanya. Karena setiapujian dan cobaan yang datang itu tidak akan melebihi batas kemampuan manusia. Sebagaimana firman Allah dalam sura Al Baqarah ayat 286, ”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
Selain itu, ujian dan cobaan yang diberikan Allah merupakan barometer untuk mengetahui keimanan manusia sebagai hamba Allah. Seorang manusia belum dapat dikatakan beriman, jika ia belum mendapat ujian dari Allah. Sebagaimana firman-Nya, ”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka diiarkan (saja) mengatakan : ’Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?” (QS Al Ankabut : 2). Wallahualam bishawab
Senin, 22 Maret 2010
Posted by SDN Talangagung 01
13.11, under |